Kekeringan sawah di Kabupaten Lebak, Banten, saat ini akibat tidak
berfungsinya sarana irigasi sehingga bila musim kemarau sulit
mendapatkan pasokan air. "Diperkirakan sekitar 70 persen sarana irigasi
di Banten selatan tidak berfungsi," kata Oman (50) seorang petani
Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Senin (20/7).
Dia
mengatakan, tidak berfungsi saluran pengairan tersebut tentu berdampak
terhadap peningkatan produksi gabah di wilayah Banten.
Ironisnya,
pemerintah tiap tahun merehab pembangunan irigasi dengan biaya miliaran
rupiah. Namun, hasilnya kurang optimal karena pekerjaan dilaksanakan
pihak ketiga atau swakelola.
Oleh karena itu, Oman berharap
perbaikan saluran irigasi itu lebih baik dikerjakan petani dan
masyarakat sehingga memiliki tanggung jawab penuh untuk ketersediaan
pasokan air. "Saat ini, semua saluran irigasi mengering akibat kemarau,"
katanya.
Di tempat terpisah, Ketua Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) Bitung Banten, Musa Weliansyah, mengatakan, pihaknya
pesimistis Provinsi Banten tahun 2009 menargetkan produksi gabah kering
giling (GKG) 1,9 juta ton bisa tercapai. "Saat ini banyak ditemukan
sarana irigasi di wilayah Banten selatan tidak berfungsi," katanya.
Selain
itu, kekeringan dan serangan hama juga menjadi kendala sehingga tidak
mungkin Dinas Pertanian dan Peternakan Banten mencapai target 1,9 juta
GKG itu.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan
Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Banten, Dedi Ruswansyah
mengaku saat ini areal persawahan yang dilanda kekeringan mencapai 600
hektare.
(Sumber : Kompas)
Home »
» Irigasi, Sumber Kekeringan di Lebak
0 komentar:
Posting Komentar