Home » » Masih Banyak Anak Lebak Bekerja di Jalanan

Masih Banyak Anak Lebak Bekerja di Jalanan

Written By Unknown on Sabtu, 31 Agustus 2013 | 10.28

Masih banyak anak di bawah umur di Kabupaten Lebak, Banten, bekerja di jalanan untuk membantu ekonomi keluarga akibat terhimpit kemiskinan.

"Semestinya, anak-anak itu menikmati masa kanak-kanaknya dengan bermain dan belajar, namun mereka harus banting tulang membantu ekonomi keluarga," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bitung Banten, Musa Weliansyah, Kamis (23/7). Dia mengatakan, saat ini banyak anak di jalanan seperti mencari nafkah di pasar, stasiun kereta api (KA), terminal bus dan sejumlah tempat lainnya.

Mereka bekerja sebagai pengamen, tukang semir, pedagang, tukang sapu dalam gerbong kereta api, pemulung, pengemis, penggembala ternak dan pencuci kendaraan. Selain itu, banyak juga lulusan SD di Kabupaten Lebak dari kaum wanita menjadi pembantu rumah tangga. Oleh karena itu, kata dia, dalam Hari Anak Nasional pihaknya merasa prihatin dengan banyak anak bekerja untuk mencari nafkah keluarga.

"Saya berharap pemerintah daerah memberikan perlindungan bagi mereka," katanya. Organisasi Buruh Internasional (ILO) mencatat bahwa pada tahun 2004 lalu di Indonesia terdapat 1,4 juta anak berusia 10-14 tahun yang menjadi pekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Sebagian besar dari mereka tidak mendapat peluang untuk bersekolah sehingga masa depan mereka pun kian suram.

Putus sekolah

Ridwan (12) seorang penjual plastik kresek di Pasar Rangkasbitung, warga Pariuk, Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya terpaksa tidak melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP) karena orangtua tak mampu membiayai pendidikan. "Selama ini kami berjualan plastik kresek dan hasilnya untuk membantu ekonomi orangtua," katanya.

Sementara itu, Armin (11) seorang pemulung barang bekas warga Pasir Ona Rangkasbitung, mengaku dirinya kini sudah tidak sekolah lagi karena orangtua tak mampu membelikan pakaian seragam, dan peralatan sekolah. "Kami hanya sampai duduk dibangku kelas II SD itu," katanya. Dia menambahkan, saat ini dirinya bersama tiga teman lainnya bekerja sebagai pencari barang-barang bekas di sekitar instansi pemerintah. "Setiap hari kami mendapatkan uang Rp15 ribu dan sisanya diberikan kepada orangtua untuk beli beras dan ikan asin," jelas Armin. (http://gerakankonsumen.blogspot.com/2009/07/masih-banyak-anak-lebak-bekerja-di.html)

0 komentar:

Posting Komentar