Masih banyak anak di bawah umur di Kabupaten Lebak, Banten, bekerja di
jalanan untuk membantu ekonomi keluarga akibat terhimpit kemiskinan.
"Semestinya,
anak-anak itu menikmati masa kanak-kanaknya dengan bermain dan belajar,
namun mereka harus banting tulang membantu ekonomi keluarga," kata
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bitung Banten, Musa Weliansyah,
Kamis (23/7). Dia mengatakan, saat ini banyak anak di jalanan seperti
mencari nafkah di pasar, stasiun kereta api (KA), terminal bus dan
sejumlah tempat lainnya.
Mereka bekerja sebagai pengamen, tukang
semir, pedagang, tukang sapu dalam gerbong kereta api, pemulung,
pengemis, penggembala ternak dan pencuci kendaraan. Selain itu, banyak
juga lulusan SD di Kabupaten Lebak dari kaum wanita menjadi pembantu
rumah tangga. Oleh karena itu, kata dia, dalam Hari Anak Nasional
pihaknya merasa prihatin dengan banyak anak bekerja untuk mencari nafkah
keluarga.
"Saya berharap pemerintah daerah memberikan
perlindungan bagi mereka," katanya. Organisasi Buruh Internasional (ILO)
mencatat bahwa pada tahun 2004 lalu di Indonesia terdapat 1,4 juta anak
berusia 10-14 tahun yang menjadi pekerja untuk membantu ekonomi
keluarga. Sebagian besar dari mereka tidak mendapat peluang untuk
bersekolah sehingga masa depan mereka pun kian suram.
Putus sekolah
Ridwan
(12) seorang penjual plastik kresek di Pasar Rangkasbitung, warga
Pariuk, Kalanganyar, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya terpaksa tidak
melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP) karena orangtua tak mampu
membiayai pendidikan. "Selama ini kami berjualan plastik kresek dan
hasilnya untuk membantu ekonomi orangtua," katanya.
Sementara
itu, Armin (11) seorang pemulung barang bekas warga Pasir Ona
Rangkasbitung, mengaku dirinya kini sudah tidak sekolah lagi karena
orangtua tak mampu membelikan pakaian seragam, dan peralatan sekolah.
"Kami hanya sampai duduk dibangku kelas II SD itu," katanya. Dia
menambahkan, saat ini dirinya bersama tiga teman lainnya bekerja sebagai
pencari barang-barang bekas di sekitar instansi pemerintah. "Setiap
hari kami mendapatkan uang Rp15 ribu dan sisanya diberikan kepada
orangtua untuk beli beras dan ikan asin," jelas Armin. (http://gerakankonsumen.blogspot.com/2009/07/masih-banyak-anak-lebak-bekerja-di.html)
Home »
» Masih Banyak Anak Lebak Bekerja di Jalanan
0 komentar:
Posting Komentar